Center Indonesia PEKANBARU-- Bidang (Bid) Humas Polda Riau kembali menjadi sorotan tajam Masyarakat, pasca terjadi ketegangan antar sekelompok Wartawan dengan petugas Bid Humas Polda Riau.
Ketegangan yang dimaksud soal tidak adanya Transparansi dan Kejujuran dari petugas, kendati Absensi terkait nama-nama Wartawan yang hadir secara langsung dalam giat Konperensi Pers hari ini, Selasa (11/11/2025) telah menjadi catatan internal Bid Humas Polda Riau.
Menurut Ade Hariasanti alias Ade Ciput, salah seorang Wartawati yang barusan tadi hadir secara langsung mengatakan, bahwa semakin lama kinerja Bid Humas Polda Riau justru semakin bobrok, Transparansi soal pemberian Apresiasi dan atau Atensi bagi para Awak Media justru dipilih-pilih, Anggaran Publikasi yang sebenarnya cukup disinyalir menjadi ajang "KKN" oleh para petugas Bid Humas Polda Riau.
Adek Ciput tegaskan, bahwa hal-hal Spele seperti itu juga kerap menjadi "Permainan" oleh para oknum petugas, Anggaran yang seharusnya disalurkan, ternyata dipermainkan oleh segelintir petugas.
Terpisah, dimintai Komentarnya, Praktisi Hukum, Media dan Kebijakan Publik Satya Wicaksana hanya katakan, agar para Wartawan yang merasa dirugikan segera "Menandai" para Oknum Petugas yang dimaksud, dapat segera di Foto ataupun di Videokan. Tidak ada tempat yang nyaman bagi para pelaku "Sunat Anggaran"
Menurut Larshen Yunus, bahwa peristiwa seperti itu benar-benar telah berkontribusi Mencoreng Wajah Kapolda Riau, perilaku oknum petugas yang serakah seperti itu wajib dijadikan Atensi, agar kedepannya tidak terulang kembali.
"Bayangkan saja, bobot ataupun kuota yang Teken Absensi sebanyak itu, namun ketika penyaluran anggaran Publikasi dan atau Partisipasi justru dipilih-pilih, itu maksudnya apa? Kenapa hal remeh temeh seperti ini bisa terjadi? Kami harap para Personil Polisi yang bertugas di Bid Humas Polda Riau dapat bekerja Jujur dan Profesional" ujar Larshen Yunus.
Praktisi Media itu kembali mengatakan, agar secepatnya para Pimpinan yang terkait segera lakukan Pemeriksaan dan Audit Anggaran, jangan sampai stigma bermain-main dengan nasib seseorang melalui Anggaran Publikasi jadi Bumerang bagi Kinerja Kapolda Riau.
"Harusnya, kalau Absensi 100 orang, maka yang mesti disalurkan adalah sebanyak itu juga, sesuai dengan berkas kehadiran pada saat Konperensi Pers, jangan pula anggaran kecil seperti itu ikut di Korupsi dan menjadi ajang Permainan bagi segelintir petugas" ungkap Larshen Yunus, seraya mengakhiri pernyataan persnya. (*)
.jpg)